Guan Yu (160 - 219)
Guan Yu bernama lengkap Yunchang (bernama asli Changsheng), berasal
dari Hedong dan pernah menjadi buron di distrik Zhuo. Saat Liu Bei
mengumpulkan pasukan di desanya, Guan Yu dan Zhang Fei membantunya untuk
melawan para pemberontak. Liu Bei kemudian diangkat menjadi Gubernur
Pingyuan, sedangkan Guan Yu dan Zhang Fei sebagai walikota. Mereka
bertiga tinggal bersama dalam satu atap bagaikan saudara. Saat Liu Bei
membunuh Che Zhou, gubernur Xuzhou, dia memerintahkan Guan Yu untuk mengatur pemerintahan kota Xiapi, sedangkan ia mengatur di Xiaopei.
Pada tahun ke-5 JianAn (200
M), Cao Cao menguasai wilayah Liu Bei dan Liu Bei mencari suaka pada
Yuan Shao. Cao Cao berhasil menangkap Guan Yu dan mengangkatnya menjadi
perwira, dengan pangkat Pian Jiangjun (Letnan Jendral). Yuan Shao mengirim jendralnya Yan Liang untuk menyerang Liu Yan di Baima, dan Cao Cao membalas dengan mengirimkan Zhang Liao
sebagai panglima pelopor. Guan Yu yang melihat payung kebesaran Yan
Liang langsung memburunya dan membunuh Yan Liang. Ia membawa kepala Yan
Liang sedangkan pasukan Yuan Shao mundur dari pertempuran. Guan Yu
dianugerahi gelar Hanshou Tinghou (Marquis Hanshou).
Awalnya Cao Cao merasa puas dengan Guan Yu tetapi lama kelamaan tahu
bahwa Guan Yu ragu untuk menetap. Akhirnya ia memerintahkan Zhang Liao
untuk menemui dan membujuknya. Jawab Guan Yu, "Saya sangat memahami
penghormatan yang diberikan Cao Cao, namun jendral Liu (Bei) juga telah
memperlakukan saya dengan baik maka saya bersumpah untuk mati bersamanya
dan tak akan mengkhianatinya. Saya tak akan tinggal di sini selamanya,
tetapi saya mau menorehkan jasa besar sebelum pergi untuk membayar
kebaikan Cao Cao." Zhang Liao menjelaskan hal itu kepada Cao Cao yang
terkesan dengan kebaikannya. Melihat Guan Yu membunuh Yan Liang, Cao Cao
mengerti Guan Yu akan segera meninggalkannya, maka ia segera
membanjirinya dengan hadiah. Guan Yu menyegel semua hadiah itu sambil
menyerahkan surat pengunduran diri sebelum pergi menyusul Liu Bei. Cao
Cao mencegah anak buahnya mengejar sambil berkata "Semua punya tuannya
masing-masing, janganlah kita memburunya."
Tak lama Liu Bei bergabung dengan Liu Biao. Saat Liu Biao meninggal,
Cao Cao mengamankan Jingzhou dan Liu Bei harus mengungsi ke selatan. Liu
Bei mengutus Guan Yu membawa beberapa ratus kapal untuk menemuinya di Jiangling.
Cao Cao mengejar sampai ke jembatan Changban sehingga Liu Bei harus
menyeberanginya untuk bertemu Guan Yu dan bersamanya pergi ke Xiakou. Sun Quan
mengirim pasukan untuk membantu Liu Bei bertahan dari Cao Cao, hingga
Cao Cao menarik mundur pasukannya. Liu Bei kemudian menentramkan wilayah
Jiangnan, mengadakan upacara penghormatan korban perang, mengangkat
Guan Yu sebagai gubernur Xiang Yang dan menggelarinya Dangkou Jiangjun (Jendral yang Menggentarkan Penjahat). Guan Yu ditempatkan di utara sungai Kuning.
Saat Liu Bei menentramkan Yizhou, dia mengutus Guan Yu untuk menjaga
Jingzhou. Guan Yu mendapat kabar Ma Chao menyerah. Karena ia belum
pernah berkenalan, maka ia mengirim surat pada Zhuge Liang,
"Siapa yang dapat menandingi kemampuan Ma Chao?" Untuk menjaga perasaan
Guan Yu, Zhuge Liang menjawab, "Ma Chao sangat pandai dalam seni
literatur dan seni perang, lebih kuat dan berani dari kebanyakan orang,
seorang pahlawan yang dapat menandingi Qing atau Peng dan dapat menjadi
tandingan Zhang Fei
yang hebat, tetapi dia bukan yang dapat menandingi Sang Jendral
Berjanggut Indah" (yaitu Guan Yu). Guan Yu bangga membaca surat itu dan
menunjukkannya pada tamu-tamunya yang hadir.
Guan Yu pernah terkena panah pada lengan kirinya, walaupun lukanya
sembuh, tetapi tulangnya masih terasa sakit terutama pada saat hawa
dingin ketika hujan turun. Seorang tabib bernama Hua Tuo berkata "Ujung
panahnya diberi racun, dan telah menyusup ke dalam tulang.
Penyembuhannya dengan cara membedah lengan dan mengikis tulang yang
terinfeksi racun sebelum menjadi parah di kemudian hari." Guan Yu
langsung menyingsingkan lengan baju dan meminta sang tabib
menyembuhkannya. Saat dibedah, Guan Yu makan dan minum dengan perwiranya
walaupun darah terus mengucur dari lengannya. Selama proses itu
berlangsung, Guan Yu menengguk arak, bersenda gurau dan bermain
Weiqi(GO) melawan Ma Liang seperti biasa.
Tahun ke-24 Jian An (219), Liu Bei mengangkat diri menjadi Raja Hanzhong dan mengangkat Guan Yu menjadi Qian Jiangjun (Jendral Garis Depan). Pada tahun yang sama, Guan Yu memimpin tentaranya untuk menyerang Cao Ren di benteng Fan. Cao Cao mengirim Yu Jin untuk membantu Cao Ren.
Saat itu musim dingin dan hujan turun teramat derasnya sehingga
meluapkan air sungai Han. Akhirnya ketujuh pasukan yang dipimpin Yu Jin
seluruhnya hanyut. Yu Jin menyerah pada Guan Yu yang lalu mengeksekusi Pang De.
Perampok daerah Liang yaitu Jia dan Lu direkrut oleh Guan Yu untuk
membantunya dalam pertempuran tersebut. Sejak itu nama Guan Yu terkenal
di seluruh dataran Tiongkok.
Cao Cao lalu mendiskusikan dengan para pembantunya apakah relevan untuk memindahkan ibukota negara ke Xudu
untuk menghindari pertempuran dengan pasukan Guan Yu yang terkenal
kuat. Sima Yi menolak ususlan itu dan mengusulkan hal lain. Dia
memperkirakan bahwa Sun Quan juga tidak akan membiarkan Guan Yu meraih kemenangan berikutnya, oleh sebab itu Sima Yi
menyusun strategi dan mengirim utusan kepada Sun Quan, memohon agar
pasukannya menyerang pasukan Guan Yu dari belakang dan sebagai imbalan
maka Sun Quan akan mendapatkan Jiangnan -- hal ini juga bertujuan agar pasukan di benteng Fan akan bergabung juga dengan Sun Quan untuk memperkuat aliansi. Cao Cao akhirnya menerima usulan ini.
Perseteruan antara Guan Yu dan Sun Quan
pada awalnya terjadi ketika Sun Quan mengirimkan utusan ke Guan Yu
untuk mengungkapkan keinginannya mempersunting anak perempuan dari Guan
Yu untuk dipersandingkan dengan anak laki-lakinya. Tetapi Guan Yu
menghina utusan tersebut dan menolak proposal yang diajukan. Sun Quan sangat marah dan merasa terhina dengan penolakan itu dan menyimpan dendam terhadap Guan Yu. Hal inilah yang dimanfaatkan oleh Sima Yi untuk memperlemah posisi Guan Yu.
Disamping itu ada juga hal lain yang turut memperlemah posisi Guan Yu dalam peperangan ini. Mi Fang, Gubernur Nanjun di kota Jiangling dan Jenderal Fu Shiren, yang bertugas di Gong An,
yang menjadi bagian dari pasukan Guan Yu merasa Guan Yu tidak pernah
menganggap mereka. Bahkan sejak terakhir kalinya Guan Yu mengirimkan
pasukan ke medan perang, Mi Fang and Fu Shiren hanya ditugaskan untuk
menjaga suplai persediaan makanan dan senjata di garis belakang dan
tidak terlibat sama sekali dalam setiap peperangan. Isu tersebut
terdengar oleh Guan Yu dan dia memutuskan akan menjatuhkan hukuman
kepada mereka setelah kembali dari medan perang. Mendengar berita itu,
Mi Fang and Fu Shiren sangat ketakutan. Sun Quan menggunakan kesempatan
ini untuk menggoyahkan loyalitas mereka dengan memerintahkan pasukan
mereka untuk menyerah, dan akhirnya hal itu terjadi, sehingga pasukan Wu bisa menguasai daerah tersebut. Cao Cao lalu mengutus Xu Huang untuk membantu Cao Ren dalam mempertahankan benteng Fan
dari gempuran pasukan Guan Yu; Guan Yu tidak berhasil dalam misinya
untuk menaklukkan Cao Cao dan akhirnya mundur, akan tetapi pasukan Sun
Quan telah menguasai Jiangling dan menyandera istri-istri dan anak-anak
dari pasukan Guan Yu. Hal ini membuat perpecahan di dalam pasukan Guan
Yu. Akhirnya Sun Quan mengirimkan jenderal-jenderalnya untuk menangkap
Guan Yu dan kemudian menghukum mati Guan Yu beserta anaknya Guan Ping di Lingju.
Dian Lue: Ketika Guan Yu mengepung kota Fan, Sun Quan mengirim
utusan untuk membantu. Ia memerintahkan utusan itu untuk tidak
terburu-buru, tetapi mengirimkan pegawai sipil berpangkat tinggi kepada
Guan Yu. Guan Yu kesal dengan keterlambatan itu, apalagi saat itu ia
sudah menangkap Yu Jin sehingga ia mencela "Jika kalian gurita kecil berani menyerang kota Fan, tidakkah kau pikir saya dapat menghancurkan kau?"
Pei Song Zhi: Hamba pikir walaupun Shu dan Dong
terlihat akur, tetapi terdapat kecurigaan berlebihan antara keduanya
akan kepentingan satu sama lainnya. Ini sebabnya mengapa Sun Quan
diam-diam menyerang Guan Yu. Menurut Lu Meng Zhuan :
"Pasukan gerilya telah disiapkan dalam kapal besar dan rakyat jelata
yang menyamar sebagai pedagang diperintahkan untuk mengayuh kapal
tersebut." Jika memang ada niat baik untuk membantu dari pihak Wu,
mengapa Sun Quan merahasiakan pasukan itu?
Guan Yu dan Xu Huang adalah teman dekat dan
saling berkomunikasi walau terpisah jarak yang jauh. Namun mereka hanya
membicarakan hal-hal sepele yang tidak berhubungan dengan urusan
kemiliteran. Saat bertempur, Xu Huang berteriak "Siapa yang dapat
mengambil kepala Guan Yu akan dihadiahkan seribu keping uang emas!" Guan
Yu terkejut dan bertanya "Kakak, mengapa kau berbicara seperti itu?"
Jawab Xu Huang,"Ini adalah urusan negara."
Sun Quan memerintahkan pasukannya untuk
menyerang dan menangkap Guan Yu serta putranya, Guan Ping. Sun Quan
ingin keduanya hidup-hidup sebagai tameng serangan Shu dan Wei.
Tetapi anak buahnya berdalih "Membiarkan sarang serigala sama saja
mengasuh bencana di kemudian hari. Cao Cao telah mengalaminya,sampai
harus memindahkan ibukotanya. Bagaimana mungkin kita membiarkannya
hidup?" Maka, Guan Yu dan putranya dihukum mati.
Pei Song Zhi: Hamba ingin menegaskan Buku Wu, yang mengatakan Sun Quan mengirimkan jendral Pan Zhang untuk menghambat jalur larinya Guan Yu yang kemudian dieksekusi mati di tempat. Jarak antara Lin Ju dan Jiangling sekitar 200 sampai 300 mil,
sehingga Guan Yu tidak mungkin dibiarkan hidup sampai Sun Quan dan
perwiranya selesai berdebat apakah perlu melepaskannya. Pernyataan "Sun
Quan ingin keduanya hidup-hidup sebagai tameng serangan Shu dan Wei"
adalah tidak benar. Wu Li (Buku Kronologis Negeri Wi) mengatakan "Sun
Quan mengirim kepala Guan Yu ke Cao Cao saat perwiranya menyiapkan
pemakaman yang layak bagi sisa jasadnya."
Guan Yu dianugerahi gelar anumerta Zhuangzhou Hou (Marquis Zhuangzhou). Putranya, Guan Xing menggantikannya. Guan Xing, bernama lengkap Anguo, jarang mempertanyakan perintah sehingga amat disukai oleh perdana menteri Zhuge Liang.
Guan Xing diangkat menjadi Shizhong (Ajudan Istana) dan Zhongjiangjun
(Jendral Pasukan Utama/Tengah) saat kesehatannya menurun. Beberapa tahun
kemudian ia wafat dan digantikan putranya, Guan Tong sebagai Huben
Zhonglang Jiang (Jendral yang memiliki Kelincahan Macan). Guan Tong
wafat tanpa memiliki keturunan laki-laki.
Saat Guan Yu bertolak ke kota Fan, ia bermimpi
seekor babi hutan menggigit kakinya. Yu Zi Ping berkata "Kau akan hancur
pada tahun ini, dan tidak akan kembali bangkit."
Putra Pang De, Pang Hui bertempur di bawah Zhong Hui dan Deng Ai untuk menghancurkan Shu. Saat merebut Shu, ia membinasakan seluruh anggota keluarga Guan yang masih hidup.
No comments:
Post a Comment